GBI Pondok Indah – House of Healing
NOVEMBER 2024
Young-Adult – Market Place
BISNIS/PROFESI SEBAGAI MIMBAR PENGINJILAN
(Pdm Rudi Limuria,CFP)
Di akhir zaman ini kita harus menjangkau jiwa agar setiap orang boleh mengalami perjumpaan secara otentik dengan Tuhan. Tetapi kita tidak bisa berjalan sendirian, semua harus bergerak termasuk yang berada di market place dalam segala profesi harus menjadikan tempat kita bekerja menjadi mimbar kita.
Banyak anak Tuhan yg bekerja tidak bisa menjadi murid karena terjebak dengan pengertian bahwa penginjilan dan mukjizat hanya ada di gereja, sehingga kita mempunyai pola pikir yang disebut “DIKOTOMI”
DIKOTOMI ( Pemisahan antara Rohani dan sekuler)
Ada anak Tuhan yang sukses sekulernya tetapi rohaninya tidak bertumbuh,gaya hidupnya dan cara berbisnisnya pakai cara-cara dunia, padahal sudah lama menjadi orang Kristen. sebaliknya ada anak Tuhan yang rohaninya bagus tetapi bisnisnya, karir nya biasa-biasa saja. Bukan karena ia tidak pandai , tetapi karena ia takut terjebak cinta uang, sehingga ia tidak berani menyambut opportunity yang datang, dan tidak berani mengembangkan bisnisnya.
Dengan uang dan karir , ia takut karena takut menjadi berhala. Hidupnya dalam zona nyaman….bagaimana nanti saja..hidup nge flow saja.
Ada yang sekuler merasa warga kelas 2 minder terhadap hal-hal rohani. Misalnya memimpin doa pun tidak berani karena merasa belum pantas, karena merasa masih bekerja di dunia.
Mereka berpikir minggu saja saya ke gereja, lalu senin dan seterusnya saya masih berbuat dosa.
Hal ini keadaan yang berbahaya !
Di Kisah para Rasul, ada 40 mukjizat terjadi. 39 diantaranya terjadi di tempat-tempat public ( di jalan-jalan/di tempat marketplace). Hanya 1 yang terjadi di gerbang bait Allah Dimana Petrus menyembuhkan orang lumpuh. ( Kisah Para Rasul 3:1-11)
Artinya Tuhan berkenan kepada Marketplace. Mujizat, hal-hal Rohani harus terjadi juga di marketplace, bukan hanya di gereja.
“Tidak ada dikotomi” – semua terpanggil untuk menyelesaikan amanat agung.
( Matius 28:19-20) dan menjadi murid dan saksi Kristus (Kisah Para Rasul 1:8).
Pengusaha dan para profesional bisa menjadikan market place menjadi mimbarnya.
Pendeta bisa menggunakan gereja sebagai mimbarnya.
Hubungan Rohani ( keintiman kita dengan Tuhan) dengan karir, bisnis, pekerjaan kita sangat berhubungan erat.
Kalau kita intim sama Tuhan kita tahu apa yang Tuhan mau kita lakukan dalam karir kita dan akan terefleksi dengan bagaimana cara kita menjalankan bisnis, karis, pekerjaan kita. Tanpa disadari kita hidup dalam 2 macam dunia yaitu dunia fisik ( yang bis akita sentuh) dan dunia roh ( yang bisa kita rasakan – misalnya kita dapat merasakan hadirat Tuhan)
Berbisnis/mengelola uang -melibatkan unsur Rohani – sesuatu yang tidak bisa diukur secara fisik dan hanya manusia yang bisa lakukan, misalnya :
Tidak ada wujudnya tetapi bisa dirasakan. Tetapi manusia tidak bisa merasakan karena jatuh dalam dosa, sehingga berpikir kalau bekerja/bisnis harus berbohong , kalau mau untuk jangan bayar pajak. Jadi manusia melihat kebenaran itu dari apa yang dilakukan kebanyakan orang.
Bagaimana kitab isa mengenali keberanaran ?
( 1 Korintus 2:11-14 )
Mengapa orang tidak bisa jujur dalam bisnis karena hidupnya didominasi dengan hal-hal duniawi. Maka kita harus dipenuhi Roh Kudus supaya manusia rohani besar dalam kita bukan roh duniawi
Siapa yang tahu apa yang ada di dalam diri manusia sellain roh manusia itu sendiri.
Jika kita berbuat salah , ada alarm di hati kita memperingati kita karena Roh Kudus mengingatkan kita.
Ada pertanyaan,“Saya bekerja, meniti karir , buka bisnis cari untung apakah menjadikan saya cinta uang ?”
Tidak sama sekali.
Sama dengan atlet yang mengharapkan menjadi pemenang – tidak ada yang iseng-iseng, cuma mau adu kekuatan – tapi untuk mengejar medali menjadi pemenang. Semua ini didapatkan harus dengan prinsip kebenaran Firman Tuhan dalam kejujuran dan kebenaran.
Kolose 3:23 – Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan 1 dan bukan untuk manusia.
Pengusaha mengharapkan keuntungan – artinya mendapatkan untung tidak menghalalkan segala cara.
Karyawan mengharapkan karir – pekerjaan itu sesuatu yang sakral di hadapan Tuhan – Tuhan beri kuasa untuk mengelola dunia itu – tidak menjadi money lover tetapi yang menguasai mengelola uang untuk memuliakan Tuhan. Bukan manusia diperbudak pekerjaan karena bekerja untuk Tuhan. Inilah tujuan awal Tuhan. Tetapi oleh karena manusia jatuh dalam dosa sehingga pekerjaan menjadi penderitaan, berkeringat – padahal Tuhan jadikan pekerjaan sebagai sukacita – selama kita hidup Tuhan mau kita bekerja bukan santai-santai – karena sejak awal manusia diciptakan tetap bekerja.
Pekerjaan itu Sakral maka kita tidak diperbudak oleh pekerjaan tetapi melakukannya dengan sukacita tetapi karena dosa masuk akibatnya manusia bekerja dengan berkeringat .
Dikelola dengan nilai2 kebenaran ( Imamat 19:35; Amsal 10:9, Gal 5:22-23 (buah roh)
Contoh: berdagang harus dengan timbangan yg benar.
Jangan kejar kekayaan , tetapi kejar apakah kita bisa dipercaya Tuhan mengelola keuangan.
KARYAWAN
Masa survey 11 tahun
Survey 207 perusahaan
Karyawan tidak keluar masuk. Karyawan betah terus menghasilkan prestasi untuk perusahaannya.
Di akhir zaman ini, di era pentakosta ke-3 biar atmosfer kerajaan Allah di marketplace.
Hallelujah!